Semrawutnya
pelayanan publik seringkali berpangkal dari rendahnya budaya antre. Budaya
mengantre sekarang ini sepertinya sudah digeser dengan budaya menyerobot.
Alhasil banyak pihak tidak nyaman bahkan dirugikan dengan kebiasaan buruk ini.
Di Indonesia sendiri budaya antre nampaknya kian
hari kian langka untuk disaksikan. Kepentingan pribadi jadi alasan utamanya.
Banyak orang demi kepentingan pribadi mengabaikan kepentingan sesamanya. Mereka
lebih memilih tak antre dan berdesakan bahkan menyerobot demi keutungan diri.
Padahal budaya antre sangat penting,
selain mendukung terbentuknya disiplin pribadi, lewat kebiasaan mengantre kita
belajar hidup tertib dengan demikian kita juga menjadi penyukses pelayanan publik.
Kebiasaan tidak mengantre harus dipandang bukan hanya pelanggaran moral semata
tetapi harus dianggap kesalahan besar, dengan demikian tidak merugikan diri,
orang lain maupun institusi tertentu.
Bercermin dari bangsa Taiwan, komitmen untuk
mengantre merupakan gaya hidup orang Taiwan tak heran mereka dikenal sebagai Queueing Master (Master Antre). Di mana
pun, kapan pun, dan moment apapun mereka selalu antre dengan baik, tidak heran
jika masyarakatnya mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala hal. Berkaca dari mereka, sudah
seharusnya kita mengubah kebiasaan buruk yang oleh sebagian masyarakat kita
dianggap lumrah. Mulai saat ini mari kita berkomitment untuk mengantre wujudkan
masyarakat Indonesia yang disiplin.
Image source: www.nginxguts.com