Berlatar
belakang penganiayaan yang mengerikan terhadap kekristenan di Jepang pada abad
ke-17 yang telah menghasilkan ribuan martir serta tersebarnya gereja bawah tanah
yang berhasil bertahan ratusan tahun. Shusaku
Endo (1923-1996) kemudian menggunakan tema ini dalam banyak novel dan
cerita pendek karyanya. Dalam novel besarnya berjudul Silence, Endo menggunakan
latar belakang penganiayaan untuk merenungkan pertanyaan rumit ini. Dia
memberikan kita sebuah cerita tentang imam muda Portugis bernama Sebastian
Rodrigues yang pergi ke Jepang untuk mengkonfirmasi berita yang tidak mungkin bahwa
mentornya, Bapa Christovao Ferreira telah murtad. Ferreira dikabarkan telah
murtad karena tidak tahan menanggung siksaan brutal yang dialaminya.
Pada
zaman ketika kristianitas dilarang keras di Jepang, dan para penganutnya
dikejar-kejar, dipaksa menjadi murtad, dan dibunuh, bukan hal mudah bagi
Rodrigues untuk bertahan hidup, apalagi Tuhan yang selama ini dianggapnya
sumber kasih seolah bungkam dan hening, tidak berbuat apa-apa.
Pada
akhirnya, pertanyaan yang utama adalah: sanggupkah manusia mempertahankan
keyakinannya di tengah masa-masa penuh penganiayaan? Dan benarkah Tuhan hanya
diam berpangku tangan melihat penderitaan?
Jawaban
atas pertanyaan di ataslah yang akan kita telusuri di balik lembar demi lembar
novel luar biasa ini.
Judul:
Silence; Hening
Pengarang:
Shusaku Endo
Diterjemahkan
dari bahasa Jepang oleh William Johnston
Alih
bahasa: Tanti Lesmana
Penerbit:
P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2008
>>> Gimana Sobat, apakah Sobat sudah membaca novel ini?
No comments:
Post a Comment
Thanks so much for taking the time to leave a comment :)