Harlem Shake benar-benar fenomenal.
Tak butuh waktu lama untuk menembus berita dunia, sejak diunggah ke situs
Youtube, tarian ini kemudian menjadi tranding
topic di dunia maya maupun di dunia nyata. Bayangkan setiap mingggunya
lebih dari 4000 video Harlem Shake baru di upload ke situs Youtube. *Ane musti
bilang Wow! Nih :)
Media massa dan media sosial
adalah pilar utama yang turut menyebarkan “virus Harlem” ini ke seluruh dunia.
Pada kenyataannya memang media massalah yang memperkenalkan berbagai budaya
populer. Bentuk budaya popular sendiri bermacam-macam, bisa berupa film, musik,
game, buku, fashion, tarian, hingga jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Setiap bentuk budaya populer di
sadari atau tidak akan merambat masuk dan mempengaruhi hidup manusia. Bagaimana
tidak, masing-masing bentuk budaya populer ini memiliki ideologi yang kuat
untuk “dijual” yang pastinya tidak jauh dari keinginan daging, keinginan mata
hingga keangkuhan hidup. Otak manusia kemudian akan di washbrand dengan apa yang di lihat dan di dengarnya, dan media
seolah menyuapinya.
Salah satu bentuk budaya populer
yang berhasil mempengaruhi adalah tarian Harlem yang konon telah cukup populer
di era 80-an. Harlem Shake adalah sebuah tarian yang abstrak, setiap personil
melakukan gerakannya sendiri, tidak ada integrasi satu sama lain, semuanya
berbeda, yang sama hanya kekacauannya.
Tapi sadar
ngak kekacauan itu sebenarnya juga terjadi sehari-hari dalam kehidupan anak muda,
segala tren budaya populer yang berwarna-warni itu masuk begitu deras dalam
otak anak muda Kristen dan membuat kekacauan dalam cara pikir, cara pandang,
dan nilai-nilai yang dianut pun luntur, tak terkecuali kebenaran firman Tuhan.
So,
bagaimana kita menghadapinya?
- Gunakkan benteng yang kokoh yang bisa menghalau serangan budaya populer. Firman Tuhan adalah benteng yang kokoh yang akan menghalau serangan musuh. Biarkan Firman Tuhan tetap tinggal dalam hati dan pikiran kita. Biarkan Firman Tuhan menguasai hidup kita niscaya seberapa besarpun godaan musuh maka kita akan bisa menghalaunnya.
- Atur jam/waktu penggunaan media. Karena ada sebagian orang merasa “gelisah” lho kalo ngak ngetweet atau nulis status di fb. Hmmmmm bayangkan aja seberapa setianya ia terhadap Twitter dan Fb.
- Kritis terhadap produk budaya populer. Jangan cepat percaya tapi sebaliknya tanyakan apa yang ada di balik isi media itu? Ideologi/tata nilai apa yang sedang disampaikan dan ingin ditularkannya.
- Diet media, evaluasi nilai isi media yang ada. Pilih yang memang memiliki nilai dan manfaat.
Semua yang kita dengar dan lihat
itu belum tentu bermanfaat bagi kita dan terutama belum tentu berkenan di hati Tuhan. So, kristislah melihat fenomena yang ada
sekitar kita. Jangan asal comot ya!
mantaaavvvv brooo!!!
ReplyDelete