OLEH KRISTI POEWANDARI
Kita hidup dikelilingi
tekanan, baik dari pekerjaan, persoalan pribadi, maupun akibat situasi
sosial-ekonomi-politik yang dihadapi bangsa. Penting bagi kita untuk
menyeimbangkan hidup agar dalam berbagai tekanan yang ada tetap dapat
mengupayakan kesejahteraan psikologis yang baik bagi diri dan keluarga.
Di jalan menemui
kemacetan yang luar biasa yang sudah menyedot energi. Di tempat kerja kita
menghadapi berbagai persoalan: birokrasi keuangan yang menghambat pelaksanaan
program, intrik-intrik politik, ataupun atasan yang dirasa tidak memberi
keteladanan. Ketika membaca koran, kita makin tertekan karena terlalu banyak
berita negatif.
Semua dapat memunculkan
rasa muak, marah, hilang kepercayaan kepada pejabat publik bahkan pada
lingkungan kerja terdekat, kekhawatiran akan jaminan keamanan bagi diri dan
keluarga, hilangnya kepedulian, rasa tak berdaya, serta sinisme dan apatisme.
Emosi negatif bahkan dapat mempengaruhi kondisi fisik. Kita merasa tidak fit,
lemas, cepat sekali lelah, mudah pusing, sakit punggung dan leher, atau sulit
berkonsentrasi.
Beristirahat dan
Bersantai
Menjadi penting bagi
kita untuk mengupayakan keseimbangan hidup melalui berbagai cara sederhana yang
harus disesuaikan dengan karakteristik diri, karakteristik kerja, dan kondisi
keuangan masing-masing.
Setiap orang berbeda
karakteristik dan minat. Jadi, kita
perlu tahu juga aktivitas mana yang akan sungguh memberikan kedamaian.
Misalnya, ada orang yang merasa sangat gembira jika berhasil mengajak rombongan
besar berlibur. Ada pula yang lebih “menjadi diri sendiri” ketika berpergian
dengan kelompok kecil orang-orang terdekat saja. Bahkan, ada yang memilih
bersantai sendirian ketika merasa dalam
tekanan hidup yang paling intens.
Cukup banyak orang yang
hidupnya seolah sudah sama dengan kerja. Dia hampir tidak punya waktu lagi
untuk diri sendiri dan keluarga karena berangkat subuh, pulang larut malam dan
merasa tidak bisa, atau tidak perlu mengambil cuti.
Dalam situasi seperti
itu, sebenarnya kita dapat kehilangan banyak sekali: mengalami gangguan
kesehatan, kehilangan kesempatan mengenal anak atau orang-orang terdekat karena
tidak menyediakan waktu cukup untuk bertemu mereka bahkan kehilangan diri.
Kehilangan diri karena tidak punya waktu untuk merenung, bercakap-cakap dengan diri
sendiri, sekaligus mengisi ruang “cinta dan bermain” agar ruang tersebut tidak
dijajah oleh “kerja” saja.
Ada pekerjaan waktunya
fleksibel sehingga kita cukup mudah mengatur waktu istirahat. Lebih banyak lagi
pekerjaan yang ada di bawah aturan ketat jam dan hari kerja sehingga liburan
perlu direncanakan jauh-jauh hari.
Menarik bahwa liburan atau cuti
yang diisi dengan aktivitas santai bersama orang terdekat mampu
menghadirkan kembali energi, semangat dan antusiasme. Ketika kembali bekerja,
pikiran menjadi lebih segar, hati lebih gembira, dan dengan sendirinya, meski
menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang sama seperti sebelumnya,
pekerjaan mungkin dapat diselesaikan lebih cepat dengan performa lebih
memuaskan.
Positif
Beristirahat dan
bersantai juga harus disesuaikan dengan kondisi kantong. Jika uang sangat
terbatas, tidak perlu pergi ke luar kota yang jauh apalagi ke luar negeri. Memang taman kota dan tempat hiburan yang
menyenangkan sedikit sekali di banyak kota besar di negara kita, tetapi mungkin
masih dapat dilakukan cara kreatif untuk menyiasati. Misalnya mendekatkan diri
dengan alam di lokasi yang tidak terlalu jauh dan piknik dengan membawa makanan
sendiri sehingga pengeluaran diminimalkan.
Beristirahat dan bersantai
terarah pada kegiatan positif yang berbeda dengan kegiatan rutin sehari-hari,
seperti mengeksplorasi hobi, dan jika bisa mendekatkan kita pada alam. Ini
karena semakin lama semakin dijauhkan dari alam padahal sesungguhnya manusia
apalagi anak memerlukan kedekatan dengan
alam untuk tumbuh kembang yang seimbang.
Perlu dihindari
langkah-langkah mengurangi stres yang mungkin memberi kesenangan sesaat tetapi
justru memunculkan masalah besar untuk kesehatan fisik dan mental jangka
panjang. Masuk di sini antara lain, mengkonsumsi obat dan minuman keras hingga
kecanduan berjudi, belanja berlebihan, ataupun bermain-main dengan cinta dan
seks yang dapat mengacaukan ketentraman batin dan berdampak merugikan bagi
keluarga, pekerjaan dan kredibilitas diri.
Jangan lupa mengajak
anggota keluarga yang selama ini kurang mendapat perhatian., PRT, orang tua
yang dianggap sudah tidak bisa apa-apa dan kita pikir sudah terjamin kondisi
hidupnya tetapi sesungguhnya mendambakan perhatian dan ingin terpapar suasana baru di luar rutinitas hidup sehari-hari, serta mereka
yang memiliki disabilitas.
Pada akhirnya, kita
perlu mengingatkan diri sendiri bahwa bahwa dari berbagai situasi sangat
menekan yang kita hadapi ada hal-hal yang dapat kita perbaiki dan mungkin
menunggu kepedulian serta keberanian kita yang lebih besar untuk terlibat aktif
mengubahnya. Misalnya suasana kerja di kantor dan dikembangkannya mekanisme
kerja yang lebih baik. Namun, ada pula yang di luar kekuasaan kita pribadi
karena menyangkut persoalan sosial-ekonomi-politik
sangat besar. Tentang ini kita tetap
dapat menggalang perubahan dengan menunjukkan kepedulian atau terlibat aktif
mendukung gerakan masyarakat sipil untuk menghapus kekerasan, melawan korupsi,
serta mengupayakan kehidupan bersama yang lebih nyaman dan aman bagi semua.
Sumber:
Harian Kompas Edisi Minggu 31 Maret 2013
No comments:
Post a Comment
Thanks so much for taking the time to leave a comment :)