twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Monday, October 28, 2013

Home » » Budaya Sinisme

Budaya Sinisme



Entah dari kota atau desa, Profesor atau Mahasiswa sebenarnya siapapun kita mempunyai potensi untuk mengubah dunia, setidaknya dunia di sekitar kita. Banyak contoh mereka yang berhasil mempengaruhi dunia bahkan mengubah dunia melalui ide, inovasi, pemikiran dan aksi mereka. Lihat saja Evan Williams penemu Twitter serta Mark E. Zuckerberg penemu Facebook mereka menjadi orang-orang yang mempengaruhi dunia dengan ide cemerlangnya. Albert Parkhouse, melalui ide berhasil membuat gantungan pakaian. Ide kecil tersebut saat ini lantas menjadi sebuah usaha yang besar. Saat ini siapa yang tidak memerlukan gantungan pakaian? Ini adalah bukti nyata jika problem sekecil apaun mungkin saja menjadi inspirasi yang bisa membuat kita berhasil. Lihat lagi Prof. Mohammad Yamin, Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.

Mereka semua sebenarnya adalah orang biasa, yang membuat mereka beda dan spesial adalah kemampuan menghasilkan pemecahan-pemecahan baru, kemampuan mengambil resiko, menaklukan keterbatasan-keterbatasan dan kelemahan mereka. Dan mereka semua adalah pelaku yang selalu mencari solusi, tahu bagaimana mengaitkan aspirasi dan inovasi, dan apapun kondisinya, tidak ada satupun dari mereka yang meratapi dan menyerah pada nasib.

Pada kenyataannya masih bahkan cukup banyak mereka yang terus dililit  oleh energi negatif dan budaya sinisme. Mindset mereka seolah diprogram untuk melihat segala sesuatu dari sisi buruknya: yang jujur mengutarakan pendapat dicibir, kritik dan komentar dianggap musuh, yang berhasil dijegal, dan yang seharusnya mudah dipersulit. Belum lagi sikap suka banding-membandingkan tanpa sumbangsih nyata, misal sebagian mahasiswa beramai-ramai mengkritik dan mengeluh kondisi kampusnya dan memandingkan dengan kampus seberang yang konon lebih baik dari segala aspek namun lalai aksi mendukung kemajuan kampusnya. Sungguh ironis bukan?

Energi negatif dan sikap sinisme membuat orang kalah sebelum bertanding, malas mencari solusi dan meraih target. Lebih parah lagi budaya sinisme membuat orang tidak percaya diri dan hanya meratapi nasib.

Saya kira inovasi terbesar dari nenek moyang kita seperti Candi Borobudur yang pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia hingga tonggak-tonggak sejarah Bangsa Indonesia: Kebangkitan Nasional, Pancasila, Reformasi dan Sumpah Pemuda yang kita rayakan hari ini, semuanya diraih oleh manusia-manusia biasa yang mendobrak segala keterbatasan dengan energi positif dan yang meniadakan budaya sinisme dalam kamus hidupnya.

No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis