twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Monday, August 8, 2011

Home » , » Cinta Buta, Membuatnya Lakukan 4 Kali Aborsi (Kisah Nyata)

Cinta Buta, Membuatnya Lakukan 4 Kali Aborsi (Kisah Nyata)


















Wanita muda ini rela
memberikan segalanya untuk pria pujaannya, hal itu membawanya dari satu dosa ke
dosa lain, dan berujung harus membunuh darah dagingnya sendiri dengan aborsi.
Rini Setyowati, wanita ini begitu mencintai pacaranya dan rela memberikan
segalanya bahkan tubuhnya sendiri.


"Buat
saya dia segalanya, sampai akhirnya kami terlibat hubungan seks di luar
nikah,  dan itu sering kami lakukan. Perasaan takut atau apa gitu..
sebenarnya ngga ada loh. Yang ada hanya perasaan menyenangkan, yang membuat
kami semakin dekat."


Hubungan
terlarang tersebut akhirnya membuahkan janin di rahim Rini. Merasa panik, Heri
pacar Rini membuat tindakan nekad, aborsi.


"Ya
itulah jalan satu-satunya agar kami bisa keluar dari masalah. Jadi, terus
terang, walaupun itu adalah keinginan dia, namun saya tidak pernah menolak.
Memang kami belum siap untuk menikah."


Namun
kehamilan itu tidak membuat mereka jera, untuk keempat kalinya Rini hamil, dan
sebanyak itulah janin yang terbunuh demi pria itu.


"Kami
aborsi di dukun bayi, sangat-sangat sakit sewaktu proses pengguguran."


Hanya
demi membuktikan cintanya kepada Heri, rasa sakitpun tidak dihiraukan oleh
Rini.


"Karena
saya sangat-sangat sayang, dan saya tidak ingin kehilangan dia."


Rasa
kosong, dan ingin dicintai yang dicarinya dari Heri pacarnya bermula dari luka
hatinya dimasa kecilnya. Keterbatasan penglihatan yang dideritanya membuat Rini
merasa rendah diri, minder dan penyendiri.


"Saya
ngga bisa melihat pelajaran di depan, apa lagi kalau ulangan. Biasanya kalau
ulangan itu kan soal-soalnya di tulis di papan tulis, saya tidak bisa melihat
dan paling saya hanya membuat di kertas ulangan itu seperti benang kusut. Saya
waktu itu juga tidak bisa mengucapkan huruf ‘e', setiap kali saya mengucapkan
satu kata yang ada huruf ‘e'-nya, saya diminta mengulang. Saya merasa kenapa
saya jadi bahan ejekan. Jadi saya lebih banyak sendiri, mulai dari SD pun saya
sudah sering sendiri."


Rasa
minder Rini membuatnya tidak bisa bergaul, dan menjauh dari teman-temannya.


"Saya
tidak bisa bergaul dengan teman-teman lainnya karena saya merasa rendah diri,
saya merasa tidak sepandai teman-teman. Hal itu membuat saya tidak tahu harus
ngomong apa."


Masa
kecilnya itu menyisakan ruang kosong dalam hati Rini, hingga kehadiran Heri
dalam hidupnya, hal tersebut membuat Rini terbakar dalam api cinta.


"Sejak
kecil, hingga saya bertemu dia itu, saya merasa kalau yang tulus mengasihi saya
itu hanya dia. Buat saya, saya tidak bisa kehilangan dia. Dia segalanya buat
saya."


Ketakutan
akan kehilangan orang yang paling dicintainya membuat Rini rela melakukan apa
saja termasuk pembunuhan terhadap janin-janin yang dikandungnya. Hingga tiba,
mimpinya untuk memasuki pernikahan dengan orang yang dicintainya terwujud. Hal
itu semakin membutakan Rini akan pribadi yang ada di balik wajah suaminya,
hingga sesuatu yang tidak terbayangkan terjadi.


"Biasanya
saya di jemput di stasiun, tapi ini saya tunggu-tunggu tapi kok ngga dijemput.
Lalu akhirnya saya pulang, sampai di rumah itu sudah ada pacar dari adiknya
Heri."


Sebuah
cerita tentang sang suami diceritakan oleh pacar adik iparnya. Sang suami
ternyata membawa wanita lain kerumahnya, bahkan melakukan perbuatan tidak
senonoh. Rini tidak bisa mempercayai kenyataan yang ada dihadapannya, bayang-bayang
pengkhianatan sang suami  seakan menghantui hidupnya. Sebuah tindakan yang
mengerikan siap dia lakukan.


"Saya
mulai iris-iris tangan saya, karena hati saya lebih sakit dari tangan saya yang
teriris-iris itu."


Dengan
sebuah gunting, Rini mulai melukai dirinya sendiri. Namun tindakannya itu tidak
mengubah sang suami. Heri bahkan membantah semua cerita tentang perselingkuhan
yang di dengan Rini, dan Rini mempercayainya.


"Dia
mulai berdalih, jadi semua yang diungkapkan pacar adiknya itu disangkal semua
sama dia. Bodohnya, saya percaya sama dia. Saya bilang, suami saya tidak akan
melakukan hal seperti itu."


Kejadian
itu berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan sedikitpun kecurigaan di hati Rini.
Dengan alasan bisnis di Surabaya, Heri meninggalkan Rini tanpa kabar. Merasa
kuatir, ia memutuskan mencari Heri di rumah salah satu rekan bisnisnya. Namun
sesuatu yang menyakitkan harus dihadapinya. Heri ternyata telah menikah dengan
orang lain.


Seperti
terbangun dari mimpi buruk, Rini hanya bisa duduk meratapi kepedihan yang
menyayat hatinya. Kesadarannya berlahan hilang.


"Ketika
saya diam, itu terbayang semuanya, bagaimana perlakuan dia ke saya. Jadi masih
ada dalam hati saya yang berkata hal itu tidak mungkin dia lakukan ke saya.
Rasanya saya ngga percaya dia akan tega lakukan itu, jadi saya anggap dia itu
sangat jahat sekali pada saya. Dia sudah ngga mengingat semua pengorbanan yang
saya lakukan. Rasa sakit sewaktu saya melakukan aborsi."


Karena
begitu sakit hatinya, Rini pun menyiksa tubuhnya sendiri dengan berbagai cara.


"Kalau
saya makan, tidak lama kemudian makanan itu dengan jari saya, makanan itu saya
muntahkan kembali. Pokoknya sesakit apapun, setidak nyaman apapun akan saya
nikmati, karena lebih sakit hati saya."


Rini
terjebak dalam sakit hatinya, dia bingung untuk melakukan apa dan kemana. Bagi
Rini, dunianya sudah hancur. Kemesraan bersama Heri, pengkhianatan suaminya,
rasa sakit karena aborsi dan wajah-wajah anak kecil yang dibunuhnya, semua itu
menghantui  hidup Rini. Tidak berhenti di situ, berbagai penyakit juga
menggerogoti Rini. Semua beban itu membuatnya mengambil keputusan untuk
mengakhiri hidupnya, namun keluarganya berhasil mencegahnya.


Seringkali
dia berkeluh kesah kepada Tuhan, namun dia tidak pernah mendapatkan jawaban dan
merasa bahwa teriakannya sia-sia saja. Hingga suatu hari, Rini mendengarkan
sebuah program radio rohani dan menghubungi melalui pesan singkat. Hal tersebut
di respon dengan segera.


"Disitu
saya dikuatkan, bahwa masa lalu saya sudah selesai. Sewaktu konselor itu
mengatakan hal itu pada saya, saya semangat. Saya merasa bangkit."


Perkataan
dari konselor itu menimbulkan rasa penasaran di hati Rini, demi mendapatkan
kebenaran setiap hari dia meluangkan waktu untuk membaca kitab suci.


"Ayat
itu seperti Tuhan sendiri yang berbicara kepada saya, bahwa pencobaan-pencobaan
yang kamu alami tidak melebihi kekuatanmu. Pada waktu saya meratapi nasib, saya
membayangkan Kristus di kayu salib melihat apa yang saya lakukan. Saya membayangkan
Dia berkata, ‘Lihat, ini sudah Aku lakukan untuk kamu. Tapi kenapa kamu tidak
bersyukur, kenapa kamu masih juga meratapi nasib kamu, Aku sudah menggantikan
hukuman dosamu di kayu salib. Jadi untuk apa kamu terus menyiksa dirimu dengan
rasa bersalah, rasa berdosa.' Hal itulah yang akhirnya membuat saya menyadari
‘Tuhan terima kasih, bahwa saya demikian berharga di mata Tuhan.' Saya lalu
minta ampun pada Tuhan, atas masa lalu saya, atas kejahatan-kejahatan saya, dan
saya mulai imani bahwa masa lalu saya sudah selesai."


Sejak
itu, Rini memulai lembar kehidupan yang baru bersama Tuhan Yesus yang telah
memberikannya masa depan yang penuh harapan. Inilah yang Rini percayai akan
semua yang telah terjadi.


"Say a bersyukur
sekali dalam keadaan saya yang hancur-hancuran, Tuhan tetap menjaga saya. Tuhan
turut berkerja dalam segala sesuatu untuk mendatang kebaikan." (Kisah ini ditayangkan 9 Maret 2010 dalam acara Solusi Life di O'Chanel)




Lihat video lengkapnya dibawah ini







Sumber
Kesaksian:



Rini
Setyowati








Catatan
dari penulis
















Anugerah Kristus
Pulihkannya (By Imanuel Suluh)







Rini (Depan baju biru)


          Saya mengenal Ka Rini sewaktu kami
bertemu di STT IMAN, kebetulan kami sama-sama terpanggil study theologia.
Sungguh hal yang berkesan ketika bertemu dengannya, sosok dewasa penuh dengan
cerita dibalik kehidupannya dahulu sebelum dia dipulihkan bahkan dipanggil
Tuhan Yesus menjadi alat-Nya.


          Dua tahun sudah kami saling mengenal, kini
kami sudah berada ditingkat III dari study kami. Satu hal yang tak terlupakan adalah
cerita dan kesaksian hidupnya.


Jikalau saya mengingat kembali
kesaksian kehidupannya yang lama, saya hanya bisa mengerutkan kening  sambil menarik nafas panjang, kenapa, karena hidupnya yang dulunya sepertinya
sudah “mati” tak berdaya, suram seakan tanpa harapan dan masa depan namun kini
ia hidup kembali, bangkit kembali, bersinar kembali dan penuh harapan meniti
masa depannya. Sungguh ini semua karena Anugerah Yesus Kristus, yang memulihkan
kehidupannya. Yesus mengisi kekosongan dalam diri Ka Rini. Kini Ka Rini sudah
memulai lembaran baru kehidupan bersama Yesus dan bersama kami rekan
seangkatannya ada Berkat, Sumiria, Dewi, Imanuel,
Junias, Tono dan Siska





“TUHAN
itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang
yang remuk jiwanya.”


(Mazmur 34:19)





No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis