twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Thursday, March 28, 2013

Home » » Every Calvary Step Was Love

Every Calvary Step Was Love










Kita
telah melewati Minggu Palem
dan kini kita bersiap menyambut Jumat Agung, kita telah memulai perjalanan
kita bersama Yesus dari pintu gerbang Yerusalem
hinggga pada salib Golgota untuk kemenangan Paskah. Dalam Minggu Suci, kita mulai dengan
"Hosana,"
hingga
berjalan menuju "Salibkan dia," dan selesai dengan, "Dia telah
bangkit!"





Di sini kita melihat kasih Yesus bagi kita dalam setiap langkah yang
disengaja.
Di satu sisi, setiap
langkah
Ia pernah mengambil
itu untuk kita.
Dia lahir untuk mati. Dia datang untuk memberikan hidupnya. Pelayanan
umum-Nya adalah pernah menjadi genderang mantap menuju Kalvari.
Namun
dalam minggu terakhir, cerita bergerak cepat mulai berjalan dalam gerakan
lambat.
Kira-kira
setengah kisah Injil yang didedikasikan untuk mencatat hari-hari akhir.





Lima tahun lalu, John Piper menulis sebuah meditasi Minggu Suci pada intensionalitas dan intensitas Yesus. Langkah-langkah ke
arah kematian
yang dilakukan-Nya secara sengaja dan rela begitu kuat, itu adalah bukti cinta-Nya bagi kita.





Jika Ia memang sengaja dalam
meletakkan hidup
-nya itu
untuk kita.
Ini adalah cinta. Setiap langkah di
jalan Kalvari berarti, "Aku mencintaimu."
Yesus mencintaimu,
siapapun dirimu.


Berikut adalah lima cara Piper menyebutkan untuk melihat intensionalitas
Yesus dalam kematian bagi kita.
Hal ini membantu untuk melihat lebih jelas
bagaimana
IA dengan sengaja
dan penuh kerelaan dalam melakukannya.




1)
Yesus sendiri membuat pilihan tepat untuk memenuhi Kitab Suci.





"Masukkan
pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang,
akan binasa oleh pedang.  Atau
kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera
mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis
dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?"
(Matius 26:52-54).





2) Yesus berulang kali menyatakan komitmennya untuk pergi ke Yerusalem.





"Sekarang
kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia  akan
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka
akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
dan Ia akan
diolok-olokkan, diludahi, disesah  dan dibunuh, dan
sesudah tiga hari  Ia akan bangkit. "
(Markus 10:33-34).


Ketika hampir genap waktunya
Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke
Yerusalem, (Lukas 9:51).





3) Yesus telah berbicara
tentang penderitaannya dalam kata-kata Yesaya.





“Aku memberi punggungku kepada
orang-orang yang memukul  aku, dan pipiku kepada orang-orang
yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku
dinodai dan diludahi.” (Yesaya 50:6).





4) Yesus menangani ketidakadilan itu semua dengan mempercayai Bapa-Nya.





Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi
Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. (1
Petrus 2:23).





5) Yesus berada di bawah kendala tidak ada, tetapi benar-benar bertindak
secara sukarela.





Bapa mengasihi
Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.

Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku  sendiri.
Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari Bapa-Ku.
" (Yohanes 10:17-18).




Akhirnya Piper menyimpulkan, ketika Yohanes berkata, "Demikianlah
kita ketahui kasih, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita"
(1 Yohanes 3:16), kita harus merasakan intensitas cinta
-Nya bagi kita untuk tingkat yang kita lihat intensionalitas
untuk menderita dan mati
. Saya berdoa agar Anda akan
merasakannya secara mendalam.
(Intensitas
Kasih Kristus dan intensionalitas dari Kematian-Nya).





Semoga cinta-Nya kepada
Anda akan jelas dalam setiap langkah yang disengaja
ketika kita melacak dan merenungkan Minggu Suci hingga Jumaat Agung.


No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis