Model Cantik: Mariana da Costa |
Mariana
da Costa seorang model cantik asal Brazil. Ia terjun dalam dunia modeling sejak
usia belia, 14 tahun. Kariernya kemudian melonjak naik takkala pada tahun 2006
menempati peringkat 4 di ajang Miss World Brazil 2006. Setahun kemudian,
ditahun 2007 ia kembali mengikuti Miss Bikini Internasional dan berhasil
kembali menduduki posisi ke 4 di ajang itu. Tahun 2008 ia mencatatkan diri
sebagai salah seorang finalis Miss World 2008. Satu pencapaian yang fantastis
di usia terbilang belia. Muda nan mempesona dan berbakat itulah gambaran untuk
Mariana. Namun mendadak roda kehidupan da Costa berbalik drastis sejak Desember
2008. Dia mengeluh sakit. Sakitnya makin parah, bahkan berkembang menjadi
septicemia. Penyakit karena infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa (bakteri ganas),
bakteri tersebut mengakibatkan aliran
darah ke otot-otot tak lancar dan melumpuhkan organ tubuh. Sejak itu, dia hanya
bisa terlentang di rumah sakit Dorio Silva di Negara Bagian Espirito Santo,
Brazil. Bahkan, untuk bernapas pun, dia harus dibantu dengan respirator yang
ditancapkan ke hidung.
Mariana Pasca Amputasi |
Kian
hari tubuhnya tambah rapuh. Laju oksigen ke otot dan pembuluhnya makin
terkikis. Hanya ada satu jalan agar jantungnya tetap berdetak, yaitu amputasi. Januari
2009 dokter memutuskan mengamputasi kedua kaki dan tangan Mariana. Namun Tuhan
berkehendak lain, tanggal 24 Januari 2009 Mariana meninggal di RS PADA USIA 20
TAHUN USIA EMASNYA.
Kisah
singkat hidup Mariana ini mengingatkan kita pada fakta tentang hidup manusia.
Kita diingatkan bahwa betapa singkatnya hidup manusia itu. Kita bahkan tidak
tahu seberapa umur seseorang takkala maut menjempuntnya. MASA HIDUP MANUSIA DI
DUNIA INI SEDEMIKIAN FANA.
Alkitab
sedari awal sudah memberitahukan secara jelas fakta tentang hidup manusia itu.
KITA HIDUP DI DUNIA HANYA SEMENTARA. Misalnya Rasul Petrus dalam suratnya
menyebut kita ini sebagai perantau (1 Petrus 2:11) Kata ‘pendatang dan
perantau’ dalam teks tersebut menunjuk kepada orang-orang yang hanya tinggal
sementara di suatu tempat, dan yang rumahnya ada di tempat lain. Kemudian Doa
Daud menyatakan bahwa manusia itu fana (Mzm 39:5-7, 13). Mazmur 90, Musa juga memaparkan tentang fakta kehidupan manusia.
Manusia itu seperti debu, seperti bunga rumput yang cepat layu. Umurnya
menandakan kefanaannya. Kemudian lihatlah apa yang dikatakan
Rasul Yakobus: Hidup manusia itu seperti uap (Yakobus 4:14). Inilah fakta
Alkitab tentang hidup manusia.
Jikalau demikian apa yang harus kita
lakukan di dalam kefanaan hidup di DUNIA ini. Apakah
kita hanya akan menghabiskan hidup kita sesuai dengan keinginan diri dan hidup
hanya untuk diri kita? Ataukah kita akan mengikuti pepatah dunia yang
mengatakan “makanlah sepuasnya sebab esok engkau akan mati” demikian kah? Sudah
pasti TIDAK! Kita diciptakan Allah dengan status imago Dei, hadir di tengah
dunia tidak untuk hidup semau kita dan bukan hidup hanya untuk kita. Kita hadir
dan menempati dunia sebagai persingahan sementara kita dengan satu tujuan yang
jelas dari Sang Pencipta kita. Filipi 1:22 memberitahukan kita UNTUK HIDUP
BERBUAH BAGI TUHAN. Hidup berbuah bagi Tuhan itu panggilan hidup kita di dunia
ini. Itulah tujuan Allah menempatkan kita sebagai perantau di dunia ini. Namun
perlu diingat kita hanya bisa berbuah jika kita melekat kepada Kristus, karena
Dialah pokok anggur yang benar itu. Kita berbuah itu adalah dampak hubungan
kita dengan Tuhan Yesus. Dengan demikian kita harus memiliki hubungan yang erat
dengan Kristus.
Rasul
Paulus menyadari hal tersebut. Sehingga takkala dia mengalami begitu banyak
masalah dalam hidupnya. Tidak hanya masalah biasa, tetapi hingga aniaya dan
penderitaan yang hampir merenggut nyawanya. Dia masih bisa berkata “Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:21). Rasul
Paulus mengerti bahwa jika dia sudah tidak ada di dunia ini lagi, dia tidak
akan mendapat berbagai masalah lagi dan tidak perlu bersusah-payah seperti yang
dia alami saat itu. Tetapi dia tetap menyadari bahwa hidupnya adalah milik
Kristus. Dan jika dia masih hidup, dia harus terus bekerja untuk menghasilkan
buah bagi kemuliaan nama Kristus.
Sama
seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam ayat 22, kita harus menyadari
bahwa kita hidup dengan suatu tujuan. Dan kita mempunyai tugas untuk
menghasilkan buah bagi Kerajaan Sorga, baik itu buah pertobatan, buah pelayanan,
buah jiwa-jiwa dan lainnya.
Kita
dapat melayani Tuhan di manapun kita berada. Pelayanan bagi jiwa-jiwa tidak
hanya di dalam gereja saja, tetapi juga di luar gereja. Begitu banyak jiwa yang
belum terjangkau dan belum mengenal Kristus. Melalui setiap pribadi kita, Tuhan
dapat memakai hidup kita untuk menjadi saksi Kristus. Orang-orang di sekitar
kita akan melihat kehidupan yang kita jalani sehingga mereka akan mendapat
berkat melalui kehidupan kita.
Tidak
hanya itu saja, bagi kita yang bekerja di dunia sekuler, biarlah kita bekerja
dengan sungguh-sungguh. Bagi yang berwirausaha, biarlah melakukan usahanya
sesuai dengan nilai kebenaran. Bagi yang sedang studi, biarlah belajar dengan
rajin. Bagi yang ada dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, biarlah tetap melayani
dengan hati yang murni. Apapun yang kita kerjakan, biarlah itu kita lakukan
dengan sungguh-sungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Thanks so much for taking the time to leave a comment :)