twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Friday, October 12, 2012

Home » » Bersahabat dengan Allah

Bersahabat dengan Allah







 “Kalian adalah
sahabat-sahabat-Ku, kalau kalian melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Kalian tidak lagi Kupanggil hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang sedang
dikerjakan tuannya. Kalian Kupanggil sahabat, sebab semua yang Kudengar dari
Bapa, sudah Kuberitahukan kepadamu.”
Yohanes 15: 14-15







Sangat sulit membayangkan untuk
hidup tanpa sahabat. Tidak jarang orang-orang mengalami mental breakdown,
kehilangan percaya diri dan sebagainya karena mereka tidak memiliki kerabat
dekat yang mampu mensupport mereka di kala jatuh atau sedang mengalami
kesulitan. Tidak ada orang yang mampu hidup sendirian. Kita memang diciptakan
sebagai mahluk sosial yang harus hidup berpasangan dan berdampingan satu dengan
lainnya. Dan dalam kejadian penciptaan manusia pun Tuhan telah mengatakan
dengan jelas bagaimana hakekatnya kita diciptakan. “TUHAN Allah berfirman: “Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia.”
(Kejadian 2:18). Tidak pernah baik bagi
siapapun manusia itu untuk hidup seorang diri. Tuhan tahu itu. Dan dengan
kehadiran sahabat yang baik, kita akan bisa terdorong atau termotivasi untuk
terus maju, kita akan merasa jauh lebih aman karena kita tahu kita tidak
sendirian, dan tentu saja dalam segi kerohanian pun kita akan mampu bertumbuh
jika kita bersahabat dengan orang-orang yang benar. Seorang sahabat berbeda
dengan teman yang bisa datang dan pergi kapan saja. 





Seorang sahabat yang sejati
akan selalu berusaha hadir bersama kita menjadi pendengar yang baik, menghibur,
menguatkan dan memberi bantuan di kala kita butuhkan. Sekarang bayangkan jika
bukan cuma manusia, tetapi Tuhan sendiri mengulurkan tangan menawarkan sebuah
persahabatan dengan kita. Tidakkah itu luar biasa istimewa? Dan itulah yang
memang terjadi.


Kristus telah membuka diri untuk
menjadikan kita sahabat-sahabatNya. Dengan segala keistimewaan yang bisa kita
dapatkan dari seorang sahabat di dunia, kita bisa mendapatkan jauh lebih dari
itu lewat sosok Allah yang tak terukur dan tak terbatas kasih setiaNya. Yesus
sendiri yang mengatakan hal itu. “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu
berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:14). Apa yang
diperintahkan Yesus sama sekali tidak berat, dan itu bisa kita baca dalam ayat
sebelumnya. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti
Aku telah mengasihi kamu.”
(ay 12).





Jika kita melakukan apa yang Dia
perintahkan kepada kita, maka kita memperoleh hak super istimewa yaitu menjadi
sahabat Yesus. Betapa banyak keuntungan yang bisa kita peroleh dari bentuk
persahabatan. Jika membangun persahabatan dengan sesama manusia saja sudah
begitu luar biasa, apalagi jika persahabatan itu terjalin antara kita dengan
Yesus, Tuhan yang tidak terbatas kuasaNya melebihi segala sesuatu di alam
semesta ini. Lihat apa kata Yesus berikut: “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut
kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang
telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (ay 15). Apa keistimewaan menjadi sahabatNya?
Kita mengetahui segala sesuatu rahasia Kerajaan Allah, isi hati Tuhan, dan itu
disampaikan langsung oleh Yesus sebagai seorang sahabat.





Abraham sangat dekat dengan Tuhan
sehingga ia disebut juga sahabat Tuhan; Dengan jalan demikian genaplah nas yang
mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham
disebut: “Sahabat Allah.”
(Yakobus 2:23). Seorang sahabat pasti akan
diperlakukan lebih istimewa dari orang lain. Demikian juga jika kita menjadi
sahabat Tuhan, maka kitapun akan mendapat perlakuan istimewa dari Tuhan. Tuhan
akan memberitahukan rencana-rencana Tuhan kepada kita sama seperti Tuhan
memberitahukan rencanaNya kepada Abraham sahabatNya ketika akan menghancurkan
kota Sodom dan Gomora. (Kejadian 18:17). Sebagai manusia kita menghargai status
dari sahabat, di mata Tuhan pun demikian. Sebab dalam Amsal Firman Tuhan telah
berkata: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang
saudara dalam kesukaran.”
(Amsal 17:17). Artinya jelas, seorang sahabat
akan merasa gelisah apabila ia tidak mampu menyatakan perhatiannya dan
bantuannya apabila sahabatnya tengah menghadapi masalah. Bayangkan jika kita
mendapatkan perhatian seperti ini langsung dari Tuhan. Betapa luar biasanya…
Apa yang diberikan Kristus sebagai seorang sahabat sesuai dengan deskripsiNya
sendiri mengenai hakekat persahabatan yang sejati. Yesus berkata: “Tidak ada
kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13). Kita dituntut pula untuk bisa sampai
kepada tingkatan seperti ini, karena kita telah membaca dalam ayat-ayat Injil
Yohanes sebelumnya bahwa kita diperintahkan untuk bisa mengasihi orang lain
seperti Yesus sendiri telah mengasihi kita. Tapi lihatlah bahwa perintah ini
bukan hanya diberikan begitu saja kepada kita. Yesus sendiri telah menjadi
teladan sempurna mengenai hal ini dengan karya penebusanNya di atas kayu salib,
membayar lunas segala rintangan yang telah mengarahkan kita kepada kebinasaan
dengan mengorbankan diriNya sendiri. Itulah bentuk persahabatan yang kita
peroleh dari Yesus, sebuah bentuk persahabatan sejati yang penuh kasih setia.
Jika kita mengenal Yesus sebagai sahabat, sudah tentu setiap hari kita bergaul
dengan Dia, merasa sangat bersukacita bertemu dengan Dia, selalu rindu
mendengar suaraNya dan berbicara kepadaNya, benar-benar seperti seorang sahabat
bertemu dengan sahabat. Tidak ada rahasia di antara sahabat. Kita akan dengan
nyaman membuka segala rahasia kita kepada orang yang sudah kita anggap sebagai
sahabat kita, dan begitu pula dengan Tuhan. Firman Tuhan berkata “TUHAN bergaul
karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya
kepada mereka.” (Mazmur 25:14). Takut akan Tuhan juga berarti menghormatiNya
dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.





Apabila kita mengasihi Tuhan
selayaknya seorang sahabat, kita senantiasa menjaga untuk tidak menyakiti atau
mengecewakan perasaan Tuhan, tetap dekat dan melakukan segala perintahNya
dengan taat, maka Tuhan akan meletakkan kita di deretan sahabat-sahabatNya yang
terdekat. GBU


 




No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis