Ni Dia cerita liburanku…
Setelah menempuh 17 jam perjalananku
dari Jakarta aku tiba di desa Lupu, desa kelahiranku. Sungguh hatiku menjerit
bagaimana tidak selama 12 tahun tidak pernah menginjakkan kaki lagi di sini.
Momen yang dramatis n mengharukan poko’e…
Perjalanan panjang yang melelahkan
itu hilang seketika ketika melihat kampungku yang asri. Sambutan keluargaku
yang aku cintai membuatku kuat. Sweet moment!…
18 malam…
Malam pertamaku di desa Lupu
Malam ini tidak seperti malam
biasanya aku rasakan di Jakarta yang penuh penerangan, keramaian serta
bisingnya suara kendaraan bermotor. Malam ini sungguh berkesan, malam ini
aku harus ditemani dengan pekatnya gelap malam, karena ternyata di desaku
ada pemadaman listrik bergilir…wkwkwkwkwk…”hari gini mati lampu!”
(Bahasa Metropolitan)
But temanku malam ini serasa indah sekali, ditengah pekatnya
gelap malam hadir sosok binatang kecil yang bersinar dimalam hari (kunang2),
kunang2 tampil bak sinar kecil tapi dapat mempengaruhi gelapnya malam itu…Woow
indah sekali!
19 Pagi…
Kulihat dan rasakan suasana yang
berbeda jauh dengan suasana di Jakarta, jika di Jakarta pagi hariku disambut
dengan bisingnya teriakan kendaraan lain halnya dengan pagi ini, pagi hariku
disambut lembut kicauan burung serta segarnya cahaya matahari pagi yang menerpa
hijaunya dedaunan.
Pagi ini kucoba langkahkan kakiku
berjalan berkeliling di sekitar perumahan yang berbaur dengan hutan nan
mempesona itu. Kicauan pipit yang romantis mengantarku mengingat kembali
masa kecilku yang penuh kenangan di desa Lupu…
Pagi ini juga ku disambut sekolompok
monyet yang sibuk mencari makan. Woow…jika di Jakarta aku hanya bisa melihat
mereka terbelenggu dalam kurungan yang memperlihatkan ekspresi depresi ataupun
mereka yang dibelenggu tali dimanfaatkan manusia, dipaksa melakukan apa yang
tidak seharusnya lazim dilakukan seekor kera…ya topeng monyet namanya, manusia
memanfaatkan mereka untuk mencari nafkah manusia. Lain halnya di desaku, aku
menyaksikan mereka sedang ria gembira, melompat ke sana-kemari, bergelantungan
menikmati buah segar di pagi hari.
Sejenak terlintas dipikiranku sampai
kapan mereka bisa seperti ini, menikmati kebebasan di alam bebas. Manusia yang
tidak pernah merasa puas akan terus terdorong merusak alam tempat habitat
mereka demi uang, padahal alam inilah tempat monyet2 ini menyandarkan hidupnya.
Miris ku memikirkannnya!
Hari ini sangat berkesan bagiku,
namun satu hal yang mengganjal dihatiku…banyak orang memanggil dan menyapa
namaku…amat kusesali tak satupun dari mereka yang ku kenal, sedih rasanya!
Maklum dahulu umurku masih 9 tahun takkala meninggalkan mereka. Beruntung
mereka mengingatkan kenangangan masa kecil, bersyukur aku bisa mengingat
sedikit.
20 Pagi…
Wah pagi ini aku disambut hujan
lebat membuatku terasa lelah membuka kedua mataku…
20 malam…
Meskipun diguyur hujan sedari pagi
tak membuat natal gabungan GKSI sepi dari kehadiran jemaat. Natal kali ini
sangat berkesan buatku, kesempatan ini aku mendapat pelayanan sebagai
penyambut. Momen ini bertambah special menyaksikan teman2 semasa kecil dulu
aktif melayani, aku bersyukur Tuhan kasih-Mu.
Setelah natal usai kamipun saling
bertemu kangen, berfoto bersama jadi pilihan kami berikutnya…wah pokoknya sweet
moment deh!..
Ditengah-tengah sukacita natal hari
ini, satu hal yang harus membuatku menangis…sembari ku menyambut jemaat yang
datang pada malam itu…ku perhatikan ada seseorang yang memperhatikanku dari
rumah di samping gereja…ku tahu dia adalah saudara perempuanku…pedih rasanya
dahulu kami bersama merayakan natal namun kini ia telah memilih meninggalkan
keyakinan semula. Serasa ku tak berdaya namun ku tetap berharap melalui doa
Tuhanku kembali ketuk pintu hatinya yang kosong itu.
25 Pagi…
Ibagah natal jemaat GKSI…sukacita
bercampur haru takkala ku bersaksi dihadapan jemaat yang masih
mengenalku…jemaatpun tak tahan menahan haru melihat dan menyaksikan kasih
Kristus dalam hidupku.
25 siang…
Merayakan sukacita natal bersama
teman2ku dengan berpariwisata di Kalbar. Bukit Jelungga jadi tujuan kami.
Maskipun diguyur hujan lebat tak membuat luntur semangat kami. Buktinya hujan
deras yang membuat jalan yang kami lalui menjadi becek kami terjang.
Setelah kurang-lebih 2 jam
perjalanan kami pun tiba kondisi hujan mengharuskan kami disambut dingin
sesampainya di Bukit Jelungga. Badan yang sedari tadi sudah basah kuyub serta
gerimis membuat badan kami terasa membeku….
No comments:
Post a Comment
Thanks so much for taking the time to leave a comment :)