twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Sunday, October 14, 2012

Home » » HIDUP ADALAH BELAJAR

HIDUP ADALAH BELAJAR









Denis Waitley, seorang penulis dan
motivator di Amerika mengatakan, “Losers live in the past. Winners learn from
the past and enjoy working in the present toward the future
.” Para pecundang
hidup di masa lalu. Para pemenang belajar dari masa lalu dan menikamati bekerja
pada saat ini menuju pada masa depan.


Proses belajar seharusnya bukan hanya
sekadar menguasai bidang ilmu tertentu atau mencapai sejumlah gelar akademis.
Belajar adalah proses mengatahui, mengamati, memahami, dan mengaplikasikan
informasi, kemampuan dan hikmat, yang dapat mengembangkan paradigma,
memperkokoh prinsip, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.


Belajar bukan hanya bertujuan
menambah pengetahuan, melainkan mentransformasi kehidupan seseorang. Raja
Salomo mengatakan, belajar yang hanya bertujuan menambah pengetahuan hanya akan
“melelahkan jiwa dan raga” (Pengkh. 12:12).





DARI MANA KEPADA SIAPA





Tuhan telah telah mendirikan sekolah
yang dinamakan kehidupan. Anda telah berada di dalamnya. Bersedia atau tidak
mengikuti kurikulum dan sistem pembelajarananya, itu terserah Anda. Interaksi
yang kita miliki dengan orang lain, buku, musik, film, tantangan dan harapan
yang kita miliki telah direncanakan Tuhan sebagai sarana untuk belajar.


Ray Le Blond, direktur sebuah
perusahaan komunikasi pariswisata di Bristish Columbia mengatakan. “You learn
something every day if you pay attention
.” Anda belajar setiap hari jika Anda
memperhatikan.





JEBAKAN TERSEMBUNYI





Beberapa hambatan yang mengahalangi
kita untuk memperoleh dan menikmati manfaat terbaik dari hidup sebagai sarana
belajar anatara lain:





1.Kemalasan


Kemalasan membuat kita tidur di zona nyaman kita dan tidak
mengembangkan batasan-batasan kemampuan kita sebagaimana yang Tuhan inginkan.


2.Kesombongan


Kesombongan membuat kita membatasi cara kerja Tuhan dalam
hidup kita. Kesombongan berarti mengatakan pada Tuhan bahwa, “menurut saya,
hanya hal-hal inilah yang perlu saya pelajari, dan dengan cara-cara ini saja
saya akan mempelajarinya.


3.Penundaan


Tidak semua hal perlu dikerjakan dengan segera. Akan tetapi
kecenderungan untuk menunda banyak hal dalam hidup membuat kita melewatkan
banyak kesempatan menerima pelajaran dari sang Guru Agung.


4. Prioritas Yang Salah


Prioritas yang salah akan menyebabkan kita memilih
topik-topik pembelajaran yang terus berulang.


5.Asumsi Negatif


Asumsi bukanlah fakta melainkan anggapan. Asumsi negatif
menjauhkan kita dari potensi kreatif kita. Mengurung kita dari kekayaan hidup
yang telah Tuhan sediakan.


6.Rutinitas


Rutinitas berpotensi membuat segala sesuatu menjadi hambar,
“biasa” dan tidak menarik. Dengan melihat kepekaan dan dengan mendengar
pelajaran, maka kita akan mendapati bahwa hidup ini tidak pernah hambar
melainkan selalu menarik untuk dipelajari.





        Jika kita tidak dapat memanfaatkan segala hal yang sudah
Tuhan sediakan dalam hidup kita sebagai sarana pembelajaran, maka sebetulnya
kita akan dapat melakukan hal-hal dibawah ini:


 Membentuk prinsip hidup yang lebih baik dan kokoh


 Mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan


 Memperluas wawasan


 Meningkatkan kualitas hidup


 Mengatasi rintangan


 Mengubah tantangan menjadi pembelajaran seumur hidup
sebagai jalan bagi damai sejahtera.





LATIHAN TERBAIK





Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melatih
pembelajaran hidup Anda:


1. Siagakan hati, pikiran, dan tubuh Anda untuk belajar
setiap hari.


2. Gunakan telinga, mata, dan seluruh indra Anda yang lain
untuk belajar.


3. Berkomitmenlah untuk tekun belajar mulai dari hal-hal
kecil.


4. Jangan kompromikaan kebenaran, tetapi jangan pernah takut
untuk belajar dari kesalahan.


5. Belajarlah mulai dari sekarang jangan tunda lagi.





Source: BAHANA oleh DR. Jakoep Ezra, CBA, CPC


No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis