twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Monday, October 15, 2012

Home » , » Sajian Teologi Praktis nan Sederhana

Sajian Teologi Praktis nan Sederhana







Resensi Buku





            Judul       :  Kemarahan Keramahan dan Kemurahan Allah Teologi Sederhana Tentang Sifat Allah dan Budaya
Masyarakat Kita


Penulis    : Yahya Wijaya, Ph.D.


Penerbit   : BPK Gunung Mulia, Jakarta


Cetakan   :
Pertama, 2008


Tebal       : 120 + viii hal.





            Mendengar istilah teologi bagi kaum
teolog merupakan makan harian yang tak terlupakan, namun sebaliknya teologi
menjadi istilah asing yang rumit dan susah untuk dipahami bagi masyarakat awam.
Teologi bukan hanya sebuah objek studi yang dikatakan sulit dan untuk memahami
perlu perhatian serta keseriusan yang sangat. Sumber teologi sendiri adalah
Allah itu sendiri yang dengan rela mewahyukannya kepada manusia yang berdosa
dan terbatas. Berbicara mengenai teologi perlu dipahami bahwa Allah bukanlah
objek penelitiannya. Kita bisa memahami dan mengerti teologi hanya oleh
pertolongan Roh Kudus bukan berdasarkan pertimbangan ratio. Hati yang menyembah
kepada Allah baru kita manusia bisa berbicara masalah teologi.


            Tak dapat dipungkiri bagi kebanyakan
orang teologi terkesan terlalu rumit dan sukar untuk dimengerti, bahkan lebih
cenderung memperumit hal-hal yang sebenarnya sederhana dan penting untuk
diketahui, dipahami dan dimengerti. Karena buku-buku


teologi pada
umumnya sukar dipahami pembaca awam, sehingga teologi lebih cenderung menjadi
wacana terbatas kaum intelek saja.


            Teologi Kristen mempunyai alasan
yang sangat kuat menjadi mudah dipahami. Iman Kristen menyakini bahwa Allah
yang Mahatinggi menjadi manusia, dan mengalami kehidupan manusia. Dengan cara itu,
Allah menjadi mudah dikenali, didekati, bahkan diakrabi. Teologi Kristen
seharusnya mencerminkan cara mendekatan itu. Akan menjadi ironis jika Allah
yang mudah diakses itu dipikirkan dalam suatu ilmu yang justru asing dan sukar
untuk dipahami dan dimenngerti.


            Yahya Wijaya, Ph.D. dalam bukunya
berjudul Kemarahan Keramahan dan Kemurahan Allah Teologi Sederhana Tentang
Sifat Allah dan Budaya Masyarakat Kita, berusaha menyajikan konsep teologia yang
alkitabiah, sederhana namun tetap berisi dan tidak kehilangan kualitasnya.


            Penulis sangat jeli dalam menyusun
pembahasan demi pembahasan,sederhana dan sistematis antara sifat Allah dan
hubungannya dengan kebudayaan kita. Penulis, dengan ringan mengentar pembaca
pada pemahaman teologi yang benar, membantu kaum awam memakai serta merasakan
teologi Kristen yang alkitabiah.


            Tidak dapat dipungkiri
ditengah-tengah gejolak kehidupan dan berbagai aliran-aliran Kristen yang
ajarannya tidak alkitabiah, pemahaman teologi yang benar sangat diperlukan.


            Pada bagian awal penulis langsung
menyuguhkan pengantar pemahaman yang benar tentang sifat-sifat Allah.
Sifat-sifat Allah ialah kesempurnaan-kesempurnaan yang memang ada pada Allah,
dan memancar dari pribadi-Nya.





Allah Pemurah atau Pemarah?


            Dalam Alkitab, Allah sering
ditampilkan dengan dua wajah, yaitu Allah yang pemurah dan Allah yang pemarah.
Disatu pihak Allah mengampuni, melindungi, dan memberkati banyak orang. Dipihak
lain, Ia mengancam dan menghukum mereka yang berbuat jahat berkhianat, cemar
dan licik. Allah menyenangkan sekaligus Allah yang mengerikan.


            Meskipun benar bahwa Alkitab
menyebutkan tentang kemarahan Allah, tetapi tugas yang diberikan kepada gereja
bukanlah untuk memberitakan kemarahan Allah, melainkan membertikan Injil. Dan
Injil bukanlah berita tentang kemarahan Allah tapi kemurahan Allah.


            Dalam Yesus Kristus, Allah membatalkan
kemarahan-Nya, untuk menyatakan kemurahan-Nya. Itu sebabnya sejak kedatangan
Yesus Kristus, berita tentang Allah yang pemarah sebenarnya sudah menjadi
berita basi. Sebaliknya berita tentang Allah yang pemurah selalu baru dan
relevan di segala tempat dan waktu, sebab kemurahan itu sendiri tidak
berkesudahan, selalu baru setiap hari.


            Selain sifat Allah di atas dalam
buku ini juga dibahas juga hal penting lainnya yaitu Trinitas dan Kebenaran,
dalam paham Trinitas, Allah diyakini bersifat tunggal sekaligus majemuk.
Ketunggalan menunjukkan kebesaran Allah, kemajemukan menunjukan kemurahan-Nya.
Dalam terang Trinitas inilah kita memahami kebenaran. Kebenaran memang mutlak
ia tidak dapat dikompromikan dengan kepalsuan atau kejahatan. Allah dan
kebenaran-Nya hanya dapat ditemukan dalam semangat kekeluargaan,
kesetiakawanan, dan persahabatan, dimana banyak hitung-hitungan menjadi tidak
berlaku, yaitu jika “ Ia di dalam kita, dan kita di dalam Dia” (Yoh. 14:20).


            Selain itu ada yang menarik dalam buku ini penulis membahas budaya
atau kebiasaan masyarakat kita. Budaya yang bertentangan dengan sifat-sifat
Allah. Ada beberapa bab yang membahas masalah ini tapi saya hanya memberi satu
contoh konkrit yaitu Budaya Penghukuman, dalam masyarakat kita budaya penghukuman
masih terus terjaga, banyak orang merasa berhak menjadi penghukum. Mereka
selalu menemukan alasan untuk menghukum orang lain. Pelanggaran merupakan tema
yang disenangi.
  Budaya penghukuman tidak
cocok dengan semangat Injil. Orang Kristen seharusnya tidak hidup menurut
budaya penghukuman, tetapi menurut Roh. Budaya penghukum, Ketakutan,
Militerisme, Seragam, Selebritisme, dan budaya malu dibahas dengan ringkas
padat memberikan gamabaran tentang budaya masyarakat kita yang hingga sekarang
terus terjaga yang dilengkapi dengan teologi praktis mengantar pambaca untuk
merenung sejenak akan kenyataan budaya hidup kita yang justru bertentangan
dengan sifat-sifat Allah yang Mahatahu, Mahakuasa, Mahahadir, Mahasuci,
Mahakasih, Kebenaran, Keadilan, Kemurahan, dan Kesetiaan yang tak terbatas.


            Teologi Kristen mempunyai alasan
yang sangat kuat untuk menjdi mudah dipahami dan dimengerti serta dialami umat
Kristen. Buku ini disajikan dengan teologi sederhana, untuk itu tidak ada
alasan untuk tidak membaca buku ini yang diformat dengan teologi praktis nan
sederhana tanpa kehilangan kualitasnya. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja.
Sekali lagi, buku ini menyuguhkan banyak hal yang bisa dijadikan bahan renungan
setiap pribadi pembaca. Dari segi bahasa isi buku ini simple dan mudah dicerna
oleh berbagai kalangan. Desainnya pun sederhan namun tetap enak dipandang mata,
tiap bagian disajikan secara ringkas padat berisi, sehingga buku ini tidak
membosankan untuk dibaca halaman ke halaman. Oleh: Imanuel Suluh


No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis