twitterfacebookgoogle plusrss feedemail
Life-ex photo banner-211_zps596e9fc0.jpg

Monday, October 22, 2012

Home » , , » GAYA HIDUP KONSUMTIF

GAYA HIDUP KONSUMTIF









Gaya hidup konsumerisme[1],
inilah ciri masyarakat di zaman ini. Gaya hidup yang telah merasuki seantero
dunia dengan iming-iming kepuasan diri dan prestise tinggi. Konsumerisme
berarti gaya hidup berfoya-foya dengan berbelanja secara berlebihan sekadar
memenuhi keinginan pribadi. Menjamurnya pusat perbelanjaan serta ramainya
pembeli merupakan salah satu tandanya. Tidak dapat dipungkiri gaya hidup
konsumtif juga telah masuk keberbagai lapisan masyarakat Tanah Air. Masyarakat
berlomba-lomba membelanjakan uang untuk membeli barang-barang bermerek terkenal,
dari alas kaki hingga gadget terbaru
menjadi ikon gaya hidup masyarakat
masa kini.


Guna
memuaskan keinginan pribadi, secara membabi buta mereka membelanjakan uang
tanpa berpikir bahwa barang-barang yang dibeli belum tentu penting bagi
kehidupannya. Bagi mereka, gaya hidup berfoya-foya mencerminkan gengsi dan
status mereka dalam masyarakat sekaligus memuaskan hasrat pribadi mereka.
Status menjadi sesuatu yang penting bagi mereka.


Tidak
dapat dipungkiri perluasan gaya hidup ini sangat cepat dan berpengaruh, tidak
sedikit anak Tuhan yang sudah mulai terjerat dengan gaya hidup ini. Kini tidak
jarang kita temui anak Tuhan bergaya hidup konsumtif yang jelas menyimpang dari
ajaran Alkitab. Mereka tidak lagi mempedulikan apa yang tertulis dalam Alkitab.





BERDAMPAK BURUK


Padahal
tanpa disadari ada banyak dampak buruk yang dihasilkan dari gaya hidup ini, misalkan
bagi kaum remaja, mereka tidak dididik untuk hidup sederhana atau hemat
melainkan condong bergaya hidup boros. Lebih parahnya lagi mereka bisa
menghalalkan segala cara demi kepuasan dan keinginan pribadi mereka. Mereka
rela melakukan atau bahkan diperlakukan apa saja asalkan mereka mendapatkan
uang guna memuaskan keinginan pribadi mereka. Belum lagi kecemburuan sosial
yang akan muncul yang tentunya bisa merusak hubungan dengan sesama.


Konsumerisme
adalah prilaku mubazir yang menimbulkan dampak buruk dalam hidup. Prilaku
“berhala” karena ujung-ujungnya untuk kemuliaan dan kepuasan diri sendiri.
Menempatkan kesenangan diri  berlawanan
dengan kehendak Tuhan.





TOLAK


Bagaimanakah
kita sebagai anak Tuhan menyikapinya? Jelas, bahwa gaya hidup seperti ini harus
kita tolak. Kita harus belajar dan membiasakan gaya hidup sederhana dan hemat, membeli
sesuatu berdasarkan kebutuhan bukan karena keinginan yang ujung-ujungnya demi gengsi dan status saja. Tidak
sepatutnya kita yang mengaku anak Tuhan, terjerat dan menjadi penganut dari
gaya hidup ini.


Rasul
Petrus dengan tegas mengingatkan jemaat yang menjadi tujuan suratnya, agar
berhati-hati terhadap ajaran para nabi dan guru palsu yang dengan
terang-terangan mengajarkan hal pemuasan hawa nafsu yang menyesatkan, “Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap
kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka,
kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu
” (2 Pet. 2:13). Melalui
bagian ini Rasul Petrus mau menyatakan bahwa gaya hidup berfoya-foya seperti
yang gencar diajarkan oleh para nabi dan guru palsu tidak memperkenankan hati
Tuhan.


Pula
Rasul Paulus pernah menuliskan, “Ia
mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan
duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia
sekarang ini
…” (Titus 2:12). Meninggalkan gaya hidup yang bertentangan
dengan Firman Tuhan itu yang Allah inginkan terjadi dalam hidup orang percaya.
Orang percaya harus membuang keinginan daging yang berujung pada kepuasaan diri
semata.


Alkitab
yang adalah Firman Allah harus menjadi standar dalam menjalani hidup ini,
karena hidup kita adalah ibadah kita kepada Tuhan. Hidup kita harus
berpadananan dengan Firman Tuhan. Gaya hidup yang tidak berkenan di hati Tuhan
harus jauh dari hidup orang percaya. Hidup sederhana namun memperkenan hati
Tuhan itu yang jauh lebih penting.










[1] Penyuntingan ulang opini  penulis berjudul “Tolak Gaya Hidup Konsumtif” yang dimuat dalam rubrik Kompas Kampus edisi 13 September 2011.




No comments:

Post a Comment

Thanks so much for taking the time to leave a comment :)

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis